Sulit mencari media yg benar-benar objektif di negeri ini, Kebanyakan pemiliknya pun orang-orang yang memang terlibat aktif di peta perpolitikan negeri ini sehingga wajar hampir tak ada media yang benar-benar "merdeka" dalam mengusung opini. Seolah berita telah diskenario sedemikian rupa, masyarakat awam pun "dipaksakan" untuk menerima kesimpulan mereka, beberapa saat lalu terjadi peristiwa aktual di negeri ini, alih-alih memberitakan fakta, media malah sibuk menjudge sejumlah tokoh tanpa bukti yang valid. Ketika aparat kepolisian belum menarik benang merah, media seolah-olah bertindak selaku detektif partikelir dengan segudang kesimpulan yg terbukti ngawur pada akhirnya. Dalam debat-debat yg memojokan salah satu pihak pun, contoh kasus Ahmadiyah, media tidak pernah imbang menghadirkan kedua belah pihak, narasumber yg dihadirkan adalah narasumber yg mempunyai kesimpulan sama dengan mereka sehingga, dialog terksesan sebuah dagelan yg menuju ke arah serta kesimpulan sama....Media pun mempunyai kekuatan dahsyat dan bertanggungjawab penuh atas terbeloknya isu-isu penting di negeri ini, .
Contoh dari ketidakberpihakan media terhadap kebenaran juga terlihat sangat jelas terhadap tragedi terorisme di Oslo, pada tanggal 22 juli , ledakan bom besar mengguncang kantor pemerintah di ibukota Norwegia,  Oslo, menewaskan delapan orang dan menyebabkan beberapa lainnya  terluka. 
Pada hari yang sama, enam puluh delapan anggota sayap pemuda Partai  Buruh Norwegia tewas dalam penembakan di Pulau Utoeya dekat Oslo.
Diberitakan Reuters, Senin (25/7/2011), ketika peristiwa itu baru saja  terjadi, sejumlah media sempat membuat spekulasi siapa pelaku tindakan  keji yang menewaskan 93 orang tersebut. Di beberapa headline dan tajuk,  tudingan pun mengarah pada kaum muslim, terutama kelompok garis keras  Al-Qaeda.
Belakangan, pelakunya diketahui seorang fundamentalis Kristen bernama  Anders Behring Breivik. Dia seorang pembenci muslim dan menganggap  dirinya sebagai tentara perang salib yang besar. Dia mengaku memiliki  misi untuk menyelamatkan orang-orang Kristen Eropa dari gelombang  pengaruh Islam.
Disini saya bukan bermaksud menyalahkan agama yg dianut oleh breivik, karena menurut saya , seluruh agama apapun punya penganut yg memiliki potensi radikalisme yang berlebihan, yang menjadi concern saya adalah sikap media yang mengabaikan proses investigasi dan asas praduga tak bersalah.
Nah, sebelum si pembantai itu ditangkap, media-media besar seperti The  Sun sudah menuding muslim di balik peristiwa tersebut. Bahkan, media  milik Rupert Murdoch itu sudah jelas-jelas menulis Al Qaeda di headline.
"Pembantaian Al Qaeda: Norwegia 9/11" judul banner media tersebut pada Sabtu, 23 Juli 2011.
Kritikan pun bermunculan dari kalangan jurnalis. Terutama yang memandang  tulisan-tulisan di atas sebagai sebuah penghakiman prematur.
"Istilah 'tak bersalah sampai terbukti bersalah' telah digantikan  'bersalah sampai terbukti tak bersalah' ketika menyangkut kaum muslim,"  kata komentator Inggris kelahiran Irak, Adnan Al Daini, di  www.huffingtonpost.com.
Ivor Gaber, profesor jurnalisme politik di City University, London,  melihat ada sebuah fenomena 'kemalasan' dan 'kedengkian' di kalangan  media. Hal ini bisa dipengaruhi oleh insiden tertentu yang terjadi pada  masa lalu dan untuk menyebarkan ketakutan.
"Kita menciptakan kepanikan moral karena media populer menebarkan  ketakutan dari luar," ujarnya. "Yang paling populer sekarang adalah  teroris Islam, jadi itu hal yang cepat diangkat," sambungnya.
Perdebatan pun muncul pada penggunaan istilah teroris. Beberapa media  Eropa menyebut Anders Behring Breivik sebagai teroris. Sementara  beberapa media Amerika Serikat konsisten menyebutnya pembunuh. Padahal,  aksi Anders, berdasarkan beberapa analisis sudah menyerupai teror yang  keji dari aksi kriminal apa pun. Bahkan Norwegia menjeratnya dengan UU  Terorisme. 
Bagaimana pendapat Anda?
peristiwa ini jelas merupakan BUKTI KUAT, STANDAR GANDA MEDIA SEKULER-LIBERAL.....  
 Maka saya memiliki saran kepada seluruh masyarakat awam agar tidak menelan mentah-mentah apa yg disajikan media kebanyakan, tapi carilah dari sumber keduabelahpihak (klarifikasi) , entah itu untuk kasus apapun....
sehingga kebenaran tidak akan terlihat begitu samar dan abu-abu.
*nb: dirangkum dari berbagai sumber 
 

 
agama pun sekarang ini sudah di politisi
BalasHapus